Laman

Selasa, 09 Juni 2015

poem



“Ku panggil kembali”
karya
Aulia Fransischa
(geburindu) 

Wahai sang jiwa nan terpaku
Bersaut atas rinduku menggebu
Terpanggil gelora cinta berbisik sendu
Menangis dalam titisan embun berguyur kisahmu
Aku…
Memanggil kembali kelenyapan sesaat hatimu
Nan berkisah November itu
Awal ku bergantung pada kasih sayangmu
Delapan belas kusimpul menutup pintu
Aku…
Memanggil kembali serupa cinta terdahulu
Kurakit pecahan luka impianmu
Genggam seterang lentera mataku
Kujaga walau bumi mengkhianati waktu
Wahai tambatan bingkai laraku
Jabatlah kembali jemari beku     
Perisaikan jiwa lemah ini pada tasbihmu
Rangkul meski selapis terkasih sukmamu
Wahai sayap cintaku
Kau nan ku panggil…
November itu…

 09 Juni 2015

poem


“Bertenun Harapan”

karya

Aulia Fransischa
(geburindu) 



Tumpukan lembaran cinta

Bertinta kasih-kasih suci

Mengerang rindu ulah namamu

Tali temali harapanku bertenun pada masanya

Ikatan sajakku membadai dalam senja

Harap demi harapan berpulang jua

Semesta menjadi saksi pekat setia jiwaku

Jernih rintikan hujan kugubah dalam dermaga jiwanya

Tak usaiku rakit harapan hingga kau terbangun

Tak hirau ku akan curamnya putus asa

Hingga kupadu kelembutan do’a dan sujud

Menanti penolehanmu atas cintaku

Meski tak banyak terkutip suara lembayung

Tak henti kuhibur lara hingga cakrawalanya terhuni

Sebab…

Raga nan bertopang pada tongkat-NYA

Meminta ketegaran pada kreasi kisah sempurnamu

Bertahan walau pada serentang benang pengharapan

Hingga dua keping sayap terpaut pada sang kuasa.



Minggu, 07 Juni 2015

at night

“Kutipan Rindu”
karya
Aulia Fransischa
(geburindu) 

Sempat kuabaikan rasa
Dalam lelah menanti cinta
Tiada lagi ingin menoleh pada masa lalu
Waktu terus melangkah
Kutitip rindu dalam peran sujud dan do’a
Hingga Tuhan pun merangkul kutipan rinduku atas namamu
Tatapanmu ajari aku setegar senja nan tenggelam
Denting jam lewati malam panjang
Bersama cinta bercahaya kasih paling sempurna
Ku rawat dalam jiwa sang adam
Dan ku jaga hati sebagai benteng kegilaan dunia
Engkaulah waktu-waktu penantianku
Kan kupeluk erat pasir tempat kau bernaung
Bersama lautanku nan setia      
Pada sajakku ada muara rasa tentang kita
Kan ku lebur angan menjadi kenyataan
Bersama kita tempuh jalan berliku tuk gapai asa
Dan bersama kita berlabuh pada bahtera bingkai cinta.