Laman

Minggu, 22 Maret 2015

again...

“Aku dalam cerminmu”
karya Aulia Fransischa
(geburindu) 

Piawai dua sisi manusia
Antara kau dan aku
Begitu lekat pada sang bening rasa
Tegap ku bertatap pada aku
Kau tadah tetesan bait embun pagi
Menguap didihan rasa
Menjadi tenunan cinta…
Bukan!
Aku terperangkap dalam cerminmu
Kau berbalik asuh hati diri ini
Kau hujam bayang semu
Fatamorgana rasuki lemah ragaku
Telusuri jejak palsu lalu kau kembali
Uluran jemari sentuhi kalbu
Kau lah sejatinya pemenang
Namun tak selamanya sejati!
Detik pun alih membenci
Pandai katanya meruncing tikam jiwa
Ingatlah!
Kau, aku dan semua pada sabdaNya
Mengampu pada seluruh hukum nan agung.

March 18, 2015


second edition "poem"

“Naluri Binatang Lelaki”
karya Aulia Fransischa
(geburindu) 

Kala hujatan seribu bahasa
Hinaan sejuta cacat
Jembatani sepanjang hilir jiwa
Lingkari tahta demi wanitamu satu
Naluri binatang lelaki
Sesak ular nan melilit bertatap mata hitam
Aliran bisa merobek cikal percikan darah biru
Berkutip tanpa rasa benci
Naluri binatang lelaki
Bisu jangan dicari sempurna
Alih sekejap mata memandang
Takkah kau sadari
Satu kata satu bumerang                                                      
Namun wanitamu berbalik otak mengerti
Naluri binatang lelaki
Setiap jejak-jejak tikus
Kau sanggupi alaskan kain putih
Taburkan mahar nan berkelopak mawar merah
Hingga kau kalah dan menang
Pada junjungan tinggi singgasanamu

March 21, 2015

Rabu, 04 Maret 2015

"Poem"



“Sautan Senja”
by
Aulia Fransischa
(geburindu) 

Kutabur segenggam mutiara hati
Demi sederai rasa tak terbalas
Kuhidupi jinaknya hitam merpati
Demi sejentik rindu berkecamuk

                   Kau yang ku panggil
                   Sautan senja…
                   Kau yang ku tunduk
                   Wahai sautan senja…

Jemput sang titah petitih kalbu
Matikan rasa cinta  nan semu
Lenyapkan jiwa rapuh tiada daya
Terkam aku sejuta bisa
Tinggalkan…
Sautan senja

March 3rd, 2015