Laman

Selasa, 13 Januari 2015

let's read my poem ^^



"Pada Embun Pagi"
karya
Aulia Fransischa
 
Ku tarik titah langkah
Demi mengemis setengah mahkota hati
Menadah selayang rindu
Pada embun pagi…
Cawani jiwa nan rapuh sendu
Bertatap sang delima nan berbinar
Tak kuhiraukan selamanya
Pada embun pagi…
Topang hati nan rapuh
Kau selamkan aku dalam palung sunyi
Kau bangkitkan lagi
Kau angkat
Setinggi aku menyanjungmu
Dan kau hempaskan kembali
Curam bathinku terkubur
Seiring musnah rasa tak terbalas
Tidak ku tuk berbalaskan
geburindu

Senin, 12 Januari 2015

This is my poem ^^

“Setapak Berdarah”

Dentingan sejuta bahasa hati
Deraikan lautan embun kepiluan
Tiada lagi mampu helakan nafas derita
Bertandang disela gemuruh gentarnya alam
Setapak berdarah…
Sayatan langkah sisakan tinta merah
Bertekuk jiwa tuk gapai kasihnya
Lenyap terbunuh tiada curiga
Hingga tertahta mawar hitam
Setapak berdarah…
Rintikannya mencengkam lubuk hati
Tak terjaga walau berpayung emas sekalipun
Tiada sudi berlawan
Sampai diterpa sinarnya kembali.

Aulia Fransischa
(geburindu)