Laman

Sabtu, 12 April 2025

Baru ^^



“Hijab Hati”
karya
Aulia Fransischa

Begitu megah kubah jiwa nan terjulang
Tirai atas do’a terkandung namanya
Berurai pecahan air mata
Tersentak dalam keheningan sujud malam
Sang Maha Agung…
Getirkan alam ruhku
Tertoreh pada sajadah rindu-rindu mengerang akhir fana
Aku terlahir kembaliHijabkan hati sebagai tongkat usia tua
Berlindung aku hanya pada-MU
Demi jiwa nan tlah ku arungi
Yaa Rahman…
Cinta kasih begitu tulus untuknya
Tak ingin setitik luka menggoresi suci rasanya
Cukup rahasia ini Engkau yang tau
Dalamnya harapan…
Jadikan dia sebagai imamku kelak
Benteng dari kebutaan hidup
Kebahagiaan di dunia dan kekekalan di surga
Bimbing jalan ini hingga tiada ternoda.

=geburindu=
13 July 2015

Kamis, 05 November 2015



“Mahar kepulangan-Nya”
karya
Aulia Fransischa
(geburindu) 

Kuat kereta usia nan ku kayuh
Membanting senja-senja kenangan      
Palung renungan terbentang helaian nasib                         
Semakin dekat di tulang rusukku
Dan ku tawan menjadi kisah tiada utuh
Jiwa nan kurakit…
Mengemis sejuta rahmat
Halalkan cinta nan merimba
Ikat temali rindu dimahar kepulangan-Nya
Urung niat dosa pembasuh debu hati
Agar ikhtiar diri tak lekang oleh masa
Dibingkai iman kulukis kaligrafi namanya
Bersahaja di pagi-pagi penopang senja
Kelak…
Kutunggu seruan ikrar suci
Seiring naungan do’a sejuta umat
Lambang pemadu binar penantian kita
Di mahar kepulangan-Nya.



READ



“Sakitnya Merindu”

Awalnya…
Engkau hanyalah nyanyian ibu pengantar tidurku.
Engkau hanyalah hafalan pelajaranku di sekolah.
Engkau hanyalah bait-bait syairku penghias majelis taklim.
Engkau hanyalah retorika para khatib di atas mimbar.
Engkau hanyalah goresan indah dalam setiap kitab suci.

Lalu…
Engkau menjadi permainan penaku dan pena mereka.
Engkau menjadi bidak pertaruhan di atas papan caturku.
Engkau menjadi dalil-dalil dalam nalar logikaku.
Engkau menjadi sebab dari segala akibat.
Engkau menjadi akibat dari semua sebab.

Ternyata…
Engkau nyata dalam tiap nada dan melodi.
Engkau nyata dalam tiap memori dan hafalan.
Engkau nyata dalam bunyi, huruf, kata, dan kalimat.
Engkau nyata dalam tinta dan kalam.
Engkau nyata dalam bidak dan catur.
Engkau nyata dalam nalar dan logika.
Engkau nyata dalam segala sebab dan akibat.

Maka…
Aku hanyut dalam irama senandung-Mu.
Aku takjub dalam memori angan-Mu.
Aku terlena dalam bunyi, huruf, kata, dan kalimat-Mu.
Aku terukir indah dalam goresan pena-Mu.
Aku terkesima dalam permainan iradah-Mu.
Aku terperanjat dalam luasnya ilmu-Mu.
Aku terikat oleh kadar qudrah-Mu.

Akhirnya…
Sungguh, aku ingin merangkul senandung-Mu yang merdu.
Betul, aku ingin menatap wajah-Mu yang selalu hadir dalam ingatanku.
Hatiku berdebar dan jantungku bergetar setiap kali mendengar nama-Mu.
Jiwaku menggelora setiap kali membaca sapaan mesra-Mu.
Kasih-Mu telah lama meliputi diriku sebelum aku mengerti apa arti kasih sayang.
Pelukan-Mu terus mendekap setiap tarikan nafasku, detak jantungku, aliran darahku, dan gerak tubuhku.
Rangkulan-Mu gelayuti kata pada lidahku, aroma pada hidungku, suara dalam telingaku, nalar dalam akalku, dan rasa dalam jiwaku.
Aku benar-benar meregang perih karena merindukan wajah-Mu yang Maha Indah.
Tiada lagi yang merdu, tiada lagi yang indah, tiada lagi yang berharga kecuali kemesraan bersama-Mu.

Aku mohon…
Raih tanganku!
Sambut seruanku!
Dudukkan aku dalam pangkuan-Mu!
Peluk aku dalam dekapan kasih-Mu!
Perkenankan aku menatap wajah keagungan-Mu!

Allahu akbar!

(Kutipan “Spiritual Islam”)