“Mendekap Senja”
karya
Aulia Fransischa
Tak pantas ku lintasi alam
sadar
Walau merentang angan tuk
satu pertemuan
Ombak dan kapal pun enggan
bertaut
Dengan apa ku harus merajut
kembali jejakmu?
Inginku terjang muara cinta…
Inginku kayuh rasa hingga
puncak terbitnya
Meski bayangmu lapisi ragaku
Dengan apa ku halau harapan
pengembara ini?
Sungguh melafazkan kata suci
Tiada lagi guna bagi
pendengaranmu
Tiada lagi sentuh jiwa nan
telah hambar
Kemana ku harus memecah
langkah?
Kembali ku izinkan satu
pelabuhan padamu
Sebelum muara rinduku penat
dalam penantian
Sebelum rebah ku mendekap
senja
Waktu nan ku pancung dulu
Kini telah ku cabut dalam
semi jejakmu
Tatapan nan oleng pada sang
dermaga
Jawaban dasar keikhlasan
hatimu
Tak gugurkan derasnya tanya
diri
Dengan apa ku berkemas?
Penghujung cerita ini
menjerit tak usai
Sempat ku sisih perasaan
Demi bertarung belati kata
Mengapa kau tampung
ketidakpedulian?
Sesal tiada terkira
Tertatih merangkak harap
belas kasih
Wahai sang fajar penabur
percik rasa…
Jabatlah rindu ini hendak ku
mendekap senja
Rentangkan kasih ini hendak
ku mendekap senja
Kobarkan sayang hendak ku
mendekap senja
Terbitkan cinta hendak ku
mendekap senja
Pada akhir ku berlabuh di
pangkuanmu
Bersama dekapan senja nan
hakiki.
“geburindu”